Selasa, 17 Mei 2016

KERACUNAN BAHAN KIMIA


DEFINISI
Keracunan bahan kimia dalam makanan merupakan akibat dari memakan tanaman atau hewan yang mengandung racun.


KERACUNAN JAMUR (CENDAWAN)

Keracunan jamur dapat diakibatkan karena makan satu dari beberapa jenis dari jamur yang ada. Kekuatan racunnya bervariasi tergantung kepada:
- jenis jamur
- musim pertumbuhan jamur
- cara memasak jamur.

Pada keracunan yang disebabkan oleh Inocybe dan Clitocybe, bahan yang berbahaya adalah muskarin.

Gejala yang timbul beberapa menit sampai 2 jam setelah makan, bisa berupa:
- peningkatan produksi air mata dan air liur
- pupil yang mengecil
- berkeringat
- muntah
- kram perut
- diare
- pusing
- linglung
- koma
- kejang (kadang-kadang).

Dengan pengobatan yang tepat, biasanya akan terjadi penyembuhan dalam waktu 24 jam, meskipun bisa terjadi kematian dalam waktu beberapa jam. Keracunan faloidin yang disebabkan karena memakan Amanita phalloides, gejalanya timbul dalam 6-24 jam. Gejala-gejala saluran pencernaan yang timbul mirip dengan keracunan muskarin, dan kerusakan ginjal bisa menyebabkan berkurangnya produksi air kemih atau tidak ada sama sekali. Sakit kuning karena kerusakan hati akan muncul dalam 2-3 hari. Kadang-kadang gejala akan hilang dengan sendirinya, tetapi hampir 50% penderita akan meniggal dalam 5-8 hari.


KERACUNAN TANAMAN DAN SEMAK-SEMAK

Keracunan akibat tanaman dan semak-semak terjadi karena makan daun-daunan dan buah-buahan dari tanaman dan semak-semak liar. Akar hijau dan akar yang bertunas mengandung solanin, yang bisa menyebabkan mual ringan, muntah, diare dan kelemahan. Fava beans menyebabkan pemecahan sel-sel darah merah (favisme), biasanya merupakan kelainan yang diturunkan.

Keracunan ergot dapat disebabkan karena makan gandum yang tercemar oleh jamur Claviceps purpures. Buah dari pohon Koenig menyebabkan muntah Jamaika.


KERACUNAN MAKANAN LAUT

Keracunan makanan laut bisa disebabkan oleh ikan bertulang atau kerang. Biasanya keracunan ikan merupakan akibat dari 3 jenis racun, yaitu siguatera, tetraodon atau histamin. Keracunan siguatera dapat terjadi setelah makan salah satu dari ebih dari 400 jenis ikan dari pantai tropik di Florida, India Barat atau Pasifik.

Toksin dihasilkan oleh dinoflagelata, suatu organisme laut yang sangat kecil, yang dimakan oleh ikan dan terkumpul di dalam dagingnya. Ikan yang lebih besar dan lebih tua lebih berracun daripada ikan yang lebih kecil dan lebih muda. Gejala bisa dimulai dalam 2-8 jam setelah makan ikan. Kram perut, mual, muntah, dan diare dapat terjadi selama 6-17 jam. Selanjutnya akan timbul gatal-gatal, perasaan seperti tertusuk jarum, sakit kepala, nyeri otot, perasaan panas dan dingin yang silih berganti dan nyeri di daerah wajah.

Gejala dari keracunan tetraodon dari ikan puffer, yang paling banyak ditemukan di perairan Jepang, sama dengan keracunan siguareta. Kematian dapat terjadi akibat dari kelumpuhan otot-otot pernafasan. Keracunan histamin dari ikan makerel, tuna dan lumba-lumba biru (mahimahi), terjadi jika jaringan ikan yang rusak setelah ditangkap, menghasilkan histamin dalam jumlah yang besar.
Jika dimakan, histamin akan segera menyebabkan kemerahan di muka. Juga bisa timbul mual, muntah, nyeri perut dan kaligata (urtikaria) yang terjadi beberapa menit setelah makan ikan tersebut. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.

Dari Juni sampai Oktober, terutama di pantai Pasifik dan New England, kerang-kerangan (remis, remis besar, tiram) dapat memakan dinoflagelata yang mengandung racun. Dinoflagelata ini ditemukan dalam jumlah besar di lautan pada waktu-waktu tertentu, dimana air tampak berwarna merah, dan disebut pasang merah. Mereka menghasilkan toksin yang menyerang saraf (neurotoksin) dan menyebabkan keracunan kerang paralitik. Toksin ini akan tetap ada, bahkan setelah kerang tersebut dimasak.

Gejala awalnya berupa rasa tertusuk-tusuk jarum di sekitar mulut, dimulai dalam 5-30 menit setelah makan. Selanjutnya timbul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar