BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Definisi Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan
yang melanggar norma aturan atau hukum dalam masyarakat yg dilakukan pada usia
remaja. Saat ini tidak terhitung berapa jumlah kenakalan remaja yang terjadi,
bahkan akibat dari kenakalan remaja banyak sekali kerugian yang terjadi baik
bagi remaja tersebut maupun orang-orang sekitar. Remaja adalah seorang anak
yang bias dibilang berada pada usia tanggung. Mereka bukan anak kecil
yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang dewasa yang bias membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam kehidupan para
remaja sering kali diselingi hal hal yang negatif dalam rangka penyesuaian
dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah
maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk
positif hingga negatif yang sering kita sebut dengan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja
dalam pengertian lain, kenakalan remaja itu disebut Juvenille delinquency.Yaitu
perilaku jahat (dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan
gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu
mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.Anak-anak muda yang delinkuen
atau jahat itu disebut pula sebagai anak cacat secara sosial.Mereka
menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada di tengah
masyarakat.Juvenile beraal dari bahasa latin juvenilis, artinya :
anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada
periode remaja.Delinquent berasal dari kata latin “delinquere”
yang berarti : terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi
jahat, a-sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat
ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan
lain-lain.
2.2
Kenakalan Remaja akibat
Pergaulan Bebas
2.2.1
Tawuran antar pelajar
Tawuran
antar pelajar adalah perbuatan yang sangat bodoh, karena dapat merusak
fasilitas umum dan fasilitas yg terdapat di sekolah.Tawuran juga dapat merusak
masa depan, karena jika tertangkap polisi nama mereka yang tertangkap akan
tercemar.
2.2.2
Perbuatan zina
Adalah hubungan seksual yang tidak
syah. Islam telah melarang segala bentuk hubungan seksual diluar pernikahan,
dan menetapkan hukuman yang berat terhadap pelanggaran hukum yang telah
ditentukan.
2.2.3
Perbuatan kekerasan
Anak-anak remaja melakukan perbuatan
kekerasan seperti penganiayaan dan pembunuhan pada hakikatnya perbuatan
tersebut melanggar nilai-nilai yang terpuji (mahmudah). Kejahatan dan
pembunuhan, penganiayaan didalam ajaran Islam dipandang sebagai perbuatan
tercela. Firman Allah didalam Al-Qur’an (QS. An Nisa ayat 94).
Dalam delikuensi anak-anak,
kejahatan kekerasan baik pembunuhan atau penganiayaan lebih jarang terjadi jika
dibandingkan dengan perkelahian. Ditinjau dari segi etika Islam, kejahatan
kekerasan yang dilakukan oleh anak dilinkwen pada hakikatnya dapat
menghilangkan nilai kasih saying (ar rahmah, disamping sifat-sifat lain).
2.2.4
Anak-anak durhaka
Sebagian anak remaja menjunjung
tinggi nilai-nilai akhlaqul karimah sebagai cermin nyata anak sholeh dan
sebagian lainnya melanggar nilai-nilai luhurnya sebagai cirri utama anak
durhaka, sebagai anak delikwensi yang suka melakukan kejahatan
2.2.5
Menonton Film
Porrno
Merupakan Perbuatan
yang dilarang dalam islam karna menonton
kan Aurat dan Perbuatan
seksual orang lain , serta menggangu perilaku seseorang dan juga
menggangu kesehatan terutama otak dan mata karena terlalu focus dengan film
tersebut
2.2.6
Narkotika
Penyalahan narkotika oleh kaum
remaja berakibat sosial yang negative dan desktruktif secara menyolok. Pada
khaliqnya pecandu yang sedang ketagihan disamping pribadinya tersiksa, maka
upaya untuk mendapatkan uang guna membeli zat-zat jenis narkotika agar
ketagihannya terpenuhi akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak wajar,
seperti pencurian, perampokan, merampas barang milik orang lain dengan paksaan.
2.3 Faktor-faktor
Penyebab Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya
kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai
berikut:
2.3,1 Faktor Intern
1)
Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu
organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam individu yang
turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja
dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang
meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan
sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara
kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang.
2) Faktor
Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat
atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang
menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang
(meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).
Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila
tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita
cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
3) Faktor
Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat
menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses
sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat
status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit
terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan
hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.3.2
Faktor Ekstern
1) Kondisi
Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di
Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis
sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung
dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan
karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku
menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga
kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya
perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
2) Kontak
Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan
lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang
kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap
nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda
yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan
yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap
hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan
perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak
penyimpangan di kalangan anak muda.
3) Kondisi
Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan
tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan
norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau
konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.
4) Faktor
Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya
dan orang miskin akan mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk
kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan
perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai
politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat
mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan
menyimpang.
5) Faktor
Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai
bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus
budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi
kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau
wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang
dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
2.4
Dampak Kenakalan Remaja
Dampak kenakalan
remaja dapat kita ketahui, sebagai bberikut:
1) Kenakalan
dalam keluarga: Remaja
yang labil umumnya rawan sekali
melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua.
Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang
hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut
malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan
memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang
tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam
keluarga.
2) Kenakalan
dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja
yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan.
Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang
tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang, ugal-ugalan dijalan
sampai seks bebas.Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif
mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang
menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan
keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
3) Kenakalan
dalam pendidikan: Kenakalan
dalam bidang
pendidikan memang sudah umum
terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi
sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk
diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya,
membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, bermain
handphone saat jam pelajaran dll.
4) Dampak
kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera
ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
5) Remaja
yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah
dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai
pengganggu dan orang yang tidak berguna.
6) Akibat
dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan.
Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa
terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci
orang-orang sekitarnya.
7) Dampak
kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga
yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak
remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban
keluarganya.
8) Masa
depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan
kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh
pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan
cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
9) Kriminalitas
bisa menjadi salah satu dampak kenakalan.
Remaja yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki
keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau merampok
untuk mendapatkan barang berharga.
2.5 Dampak
Menonton Film Porno
Akibat menonton Film Porno membuat system otak di
otak depan yaitu Pre Frontal Cortex
sebagai pemimpin , konsentrasi , memahami benar dan salah , mengendalikan diri
, menunda kepuasan , berpikir kritis dan merencakan masa depan . ini pusat
pertimbangan dan pengendalian keputusan tenyata PFC mudah rusak bias
diakibatkan narkoba, kecelakan dan pornografi , system limpik dalam otak
membuat dopain meningkat menyebabkan :
1.
Penurunan
konsentari dan rusak system otak PFC
2.
Tidak
bias membedakan benar dan salah
3.
Berkurang
kemampuan mengambil keputusan
4.
Menyebabkan
seseorang akan melakukan :
a.
Masturbasi
atau Oral seks
b.
Hubungan
suka sama suka
c.
Mudah
berganti-ganti pasangan
d.
Pernikahan
dianggap tidak penting
e.
Pasangan
hanya dianggap sebagai objek seks dan cenderung merendahkan lawan jenis
f.
Selera
hubungan seksual seenaknya dan kasar
2.6 Upaya Penanganan Masalah Remaja
2.6.1
Upaya penanggulangan kenakaln remaja
a.
Upaya yang Dilakukan untuk Menanggulangi Kenakalan Remaja
1) Kegagalan
mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin
figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2) Adanya
motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3) Kemauan
orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4) Remaja
dididik untuk pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5) Remaja
membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6) Kenakalan
remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan masalah
kenakalan dapat terbagi ke dalam :
b.
Tindakan Preventif
1) Usaha
pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum
a) Mengenal
dan mengetahui ciri umum dan khas remaja;
b) Mengetahui
kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran
dalam bentuk kenakalan;
c) Usaha
pembinaan remaja :
·
Menguatkan sikap mental
remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya
·
Memberikan pendidikan
bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan
mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
·
Menyediakan
sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi
yang wajar.
·
Usaha memperbaiki
keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana
terjadi banyak kenakalan remaja.
2) Usaha
pencegahan kenakalan remaja secara khusus
Dilakukan oleh para pendidik terhadap
kelainan tingkahlaku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh
guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik
lainnya.
Sarana pendidikan lainya mengambil
peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan mental yang sehat
dan kuat. Misalnya kepramukaan, dan yang lainnya.
Usaha pendidik harus diarahkan terhadap
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.
Pemberian bimbingan terhadap remaja
tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
a) Pengenalan
diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
b) Penyesuaian
diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
c) Orientasi
diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan
sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan
etik.
Bimbingan yang dilakukan dengan dua
pendekatan:
a) Pendekatan
langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada si remaja itui
sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan si remaja danmembantu
mengatasinya.
b) Pendekatan
melalui kelompok di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok
kecil tersebut:
·
Memberikan wejangan
secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
·
Memperkuat motivasi
atau dorongan untuk bertingklaku baik dan merangsang hubungan sosia; yang baik.
·
Mengadakan kelompok
diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukaka pandangan dan pendapat para
remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
·
Dengan melakukan
permainan bersama dan bekerja dalam kelompok dipupuk solidaritas dan
persekutuan denga Pembimbing.
3) Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma
sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap
perbuatan pelanggaran.
a) rumah,
remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu perlu
adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata
tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanan tata tertib harus dilakukan dengan
konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama.
Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan dan umur.
b) Di
sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap
pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak.
Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru san staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran
maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan diberikan dalam
bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan
orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan team guru atau
pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergabtung
dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang digariskan.
4) Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku si pelanggar
remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui
pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun
perorangan yang ahli dalam bidang ini.
2.6.2
Upaya
Penanggulangan Resiko Kesehatan remaja
Beberapa
masalah remaja termasuk masalah kesehatan remaja perlu ditangani secara khusus
dengan metode yang khusus pula. Metode mendidik remaja adalah dengan:
1) Mengembangkan potensi remaja
2) Memandirikan remaja
3) Memberikan kemampuan untuk
beradaptasi dan berperilaku yang diperlukan remaja dalam mengatasi tantangan
dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Atas
dasar metode ini, dalam menangani permasalahan remaja, perlu dikembangkan pola
pendidikan yang berorientasi pada kesehatan psikososial remaja. Kompetensi
psikososial adalah seluruh kemampuan yang berorientasi pada aspek kejiwaan
seseorang terhadap diri sendiri dan interaksinya dengan orang lain serta
lingkungan sekitarnya dalam konteks kesehatan. Kompetensi psikososial tersebut
antara lain :
1) Empati, yaitu kemampuan untuk
memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri.
2) Kesadaran diri, adalah kemampuan
untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kekuatan, kelemahan, keinginan
dan tidak keinginan
3) Pengambilan keputusan, adalah
kemampuan yang dapat membantu kita untuk mengambil keputusan secara konstruktif
dengan membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang menyertainya.
4) Pemecahan masalah, adalah kemampuan
untuk memungkinkan kita dapat menyelesaikan masalah secara konstruktif.
5) Berpikir kreatif, yaitu kemampuan
unuk menggali alternatif yang ada dan berbagai konsekuensinya dari apa yang
kita lakukan.
6) Berpikir kritis, yaitu kemampuan
menganalisa informasi dan pengalaman-pengalaman secara objektif.
7) Komunikasi efektif, yaitu kemampuan
untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun non verbal yang mengikuti
budaya dan situasi
8) Hubungan interpersonal, yaitu
kemampuan yang dapat menolong kita beroteraksi dengan sesama secara positif dan
harmonis.
9) Mengatasi emosi, yaitu kemampuan
keterlibatan pengenalan emosi dalam diri sendiri dan orang lain.
10) Mengatasi stres, yaitu kemampuan
pengenalan sumber-sumber yang menyebabkan stres dalam kehidupan, bagaimana
efeknya dan cara mengontrol terhadap derajat stres. keterampilan hidup sehat
pada remaja dilakukan dengan:
Penerapan kompetisi psikososial
dalam memberikan pendidikan keterampilan hidup sehat pada remaja dilakukan
dengan:
a) Pembelajaran
materi kesehatan
Pendidikan
kesehatan berupa materi-materi kesehatan fisik dan psikis. Materi-materi
tersebut antara lain :
·
Gizi
·
Kesehatan gigi dan gusi
·
Puasa dan kesehatan
·
Kesehatan mata dan telinga
·
Higiene fisik dan lingkungan
·
Bahaya narkoba bagi fisik
·
Bahaya merokok
·
Kesehatan reproduksi remaja
·
Penyakit menular lewat hewan
·
Penyakit yang biasa dialami siswa
·
Penyakit Menular Seksual (PMS)- -
Materi kesehatan Psikologis dan
Sosial :
·
Psikologi remaja
·
Bahaya narkoba ditinjau dari aspek hukum dan psikososial
·
Pemahaman diri
·
Kepribadian dan konsep diri
·
Permasalahan yang biasa dialami remaja
·
Teknik konseling/terapi psikologis
·
Mengatur waktu
·
Pergaulan sehat
b) Penjaringan
masalah
Setelah
memahami berbagai pengetahuan yang diberikan, kader kesehatan remaja dituntut
untuk menjadi fasilitator pada pengentasan masalah yang dialami teman
sebayanya, baik kasus kesehaan fisik maupun psikologis, metode penjaringan
diantaranya:
·
Pelaporan
·
Sistem angket dan kancing
Metode
yang digunakan dalam pengentasan masalah, antara lain:
·
Ceramah
·
Curah pendapat
·
Diskusi kelompok
·
Debat
·
Bermain peran
·
Simulasi
·
Demontrasi
c) Referral (Rujukan)
Keterbatasan-keterbatasan
yang ada di sekolah memungkinkan banyak kasus yang terjadi tidak dapat
diselesaikan melalui pendidikan keterampilan hidup sehat disekolah, sehingga
diperlukan rujukan kepada lembaga yang lebih kompeten dalam aspek psikososial.
Upaya
yang dilakukan lingkungan pendidikan dalam mengatasi permasalahan ini adalah
dengan ditetapkan dan dilaksanakannya beberapa kebijakan sebagai berikut:
·
Menetapkan sekolah sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) melalui
yInstruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4/U/1997
·
Peningkatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di
kalangan ysiswa dan mahasiswa dilakukan oleh kepala sekolah/rektor dengan cara
mencegah melalui berbagai aktifitas dan kreativitas siswa
·
Pemberian materi bahaya penyalahgunaan narkoba pada setiap
ypenataran/pelatihan guru mata pelajaran apapun di tingkat SMA/SMK
·
Mengintegrasikan pesan/informasi tentang kesehatan
reproduksi ypada mata pelajaran yang relevan
·
Sekolah diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan
ekstrakurikuler yuntuk menghindarkan siswa dari perilaku menyimpang.
·
Mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mengatasi
ymasalah kebersihan di lingkungan sekolah.
·
Mengembangkan program life skills education, atau
keterampilan psikososial untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Pengembangan
perilaku hidup sehat, sikap asertif, kemampuan membuat keputusan, berpikir
kritis, perlu dimiliki oleh peserta didik.
·
Menghimbau kepada seluruh perguruan tinggi untuk
melaksanakan yupaya-upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan seks
Dari
semua hal yang perlu, harus, dan telah diterapkan, semuanya bermuara pada
pentingnya penerapan pola hidup sehat baik secara fisik dan psikis. Penerapan
hidup sehat dilakukan dengan prinsip seperti di bawah ini:
Menerapkan
pola hidup sehat
·
Makanan yang halal dan alami
·
Kebiasaan makan yang sehat
·
Tegas/ disiplin
·
Tidak mudah terpengaruh
Memiliki
gaya hidup cermat
·
Menghargai waktu
·
Menjaga tujuan utama
·
Sederhana
·
Memiliki perencanaan
·
Keseimbangan pengelolaan uang.
·
Keseimbangan beraktivitas
·
Menghindari hal-hal yang berlebihan
·
Berpikir kritis sebelum bertindakUtamakan menjaga kehormatan
dan mematuhi etika.
·
Penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
·
Menjadikan agama sebagai pedoman hidup
·
Beribadah sesuai dengan tuntutan agama
·
Keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan
yang melanggar norma aturan atau hukum dalam masyarakat yg dilakukan pada usia
remaja. Saat ini tidak terhitung berapa jumlah kenakalan remaja yang terjadi,
bahkan akibat dari kenakalan remaja banyak sekali kerugian yang terjadi baik
bagi remaja tersebut maupun orang-orang sekitar. Remaja adalah seorang anak
yang bias dibilang berada pada usia tanggung. Mereka bukan anak kecil
yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang dewasa yang bias membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.
Sekarang ini kenakalan remaja semakin
meningkat karena Media elektronik , informasi dan social media ,sudah menjadi
trend dan kewajiban yang dimiliki seluruh remaja , saat ini kecanduan media
social bahkan tidak pernah lepas dari handphone atau pun gadget. Yang membuat
para remaja malas belajar dan lebih focus ke trend masa kini
Untuk menonton hal yang porno merupakan
hal yang biasa dilakukan para remaja dan membuat remaja saat ini banyak yang
hamil di luar nikah, serta terjadi kerusakan otak para remaja , remaja juga
akan apatis terhadap orang lain.
Akibat menonton
Film Porno membuat system otak di otak depan yaitu Pre Frontal Cortex sebagai pemimpin , konsentrasi ,
memahami benar dan salah , mengendalikan diri , menunda kepuasan , berpikir
kritis dan merencakan masa depan . ini pusat pertimbangan dan pengendalian
keputusan tenyata PFC mudah rusak bias diakibatkan narkoba, kecelakan dan
pornografi , system limpik dalam otak membuat dopain meningkat.
3.2
Saran
Kenakalan Remaja saat ini sudah sangat
meningkat dan sangat mempengaruhi Perilaku para remaja,
1. Mahasiswa
dapat mencontohkan Pilaku yang baik dan menghormati orang tua
2. Mahasiswa
dapat membuat Perkumpulan atau pun organisasi yang membantu para remaja menjadi
seseorang yang lebih berkualitas
3. Mahasiswa
dapat mengaraahkan remaja ke jalur yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Eitzen, Stanlen D. (1986), Social Problems, Allyn and
Bacon inc, Boston, Sydney, Toronto.
Kaufman, James M. (1989), Characteristic of Behavior
Disorders of Children and Youth, Merril Publishing Company, Solumbus, London,
Toronto.
Mulyono, B. (1995), Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja
dan Penanggulangannya, Kanisius, Yogyakarta.
Soerjono, Soekanto, (1988), Sosiologi Penyimpangan,
Rajawali, Jakarta.
Willis, S. (1994), Problema Remaja dan Pemecahannya,
Penerbit Angkasa, Bandung.
https://sugiartha26.wordpress.com/2013/04/19/makalah-kenakalan-remaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar